DINAMIKA BIOSFER
1.
PENGERTIAN
BIOSFER
Ditinjau dari epistemologinya, istilah biosfer berasal dari bahasa
Latin yang terdiri dari dua kata,
yaitu bios yang berarti hidup
dan sphere yang
berarti lapisan atau dunia, dalam pengertian
geografi adalah ruang atau tempat. Secara harfiah, biosfer berarti
lapisan atau dunia kehidupan, artinya ruang bagi makhluk hidup atau organisme
untuk hidup.
Biosfer adalah ruang di permukaan bumi dengan segala unsur dan
interaksi yang ada didalamnya yang mendukung kehidupan organisme. Organisme
disini adalah hewan, tumbuhan, dan manusia termasuk organisme tingkat rendah
(mikroorganisme). Lapisan geosfer yang meliputi tanah (pedosfer, bagian dari
litosfer), air (bagian dari hidrosfer), dan udara (bagian dari atmosfer) hanya
merupakan lapisan tipis yang membentuk lapisan
biosfer yaitu sekitar 8 km ke arah atmosfer dan 9 km ke arah kedalaman
laut.
2. LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI
Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara
kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa
Indonesia merupakan suatu wilayah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dan
perkembangbiakan hewan.
Beberapa faktor yang yang menyebabkan adanya keanekaragaman jenis
tumbuhan adalah perbedaan tinggi, iklim dan keadaan tanah. Keanekaragaman
tumbuhan dan kondisi lingkungan itulah yang juga mengakibatkan adanya
keanekaragaman hewan.
3. KEANEKARAGAMAN
FLORA
Flora
adalah semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan alam suatu tempat. Dapat
pula diartikan bahwa flora merupakan daftar inventaris kekayaan suatu tempat
yang memuat nama semua jenis tumbuhan yang tumbuh di tempat itu. Di bumi ini
jumlah flora yang ada meliputi 300.000 jenis tumbuhan dan kurang lebih 30.000
jenis (10 %) terdapat di kepulauan Nusantara.
Fungsi hutan antara lain :
· Pengatur
tata air/hidrologi
· Penyaring
udara/ orologi
· Penyegar
udara /klimatologi
· Estetika
· Penahan
banjir
Di
antara keempat fungsi yang penting adalah pengatur tata air dan penyegar udara.
4. JENIS
FLORA BERDASARKAN FAKTOR GEOLOGI
a. Flora
di daerah Paparan Sunda
Flora di Sumatera terdiri atas
tiga macam, yaitu sebagai berikut.
Flora endemik, contohnya bunga Raflesia
Arnoldi.
Flora di pantai timur terdiri atas hutan
mangrove dan rawa gambut.
Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-
macam vegetasi di ataranya meranti, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air
tawar, dan rotan.
Flora di Kalimantan
memiliki kesamaan dengan flora di Sumatera, yaitu hutan hujan tropik, hutan
gambut, dan hutan mangrove.
b. Flora
di daerah Paparan Sahul
Flora di Irian Jaya terdiri
atas tiga macam, yaitu sebagai berikut.
Hutan
hujan tropik.
Jenis
Pometia Pinnata (motea) atau yang memiliki varilibiras genetika yang tinggi.
Pohon
sagu, pohon nipah, dan hutan mangrove.
c. Flora di daerah peralihan
Flora di Sulawesi berjumlah 4.222 jenis dan
berkerabat paling dekat denganflora di wilayah lain yang relatif kering,
seperti Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa.
Tumbuhan yang berada di habitat pantai,
dataran rendah, dan ultra basis lebih mirip dengan flora di Irian, sedangkan
jenis tumbuhan gunung mirip dengan flora di Kalimantan. Daerah Sulawesi terdiri
atas hutan hujan tropik, sedangkan di pantai terdiri atas tumbuhan mangrove,
bangsa nipah, dan sebagainya. Sehubungan dengan flora di Sulawesi ada yang
berasal dari Nusa Tenggara dan Jawa yang menunjukkan bahwa Selat Maksar pernah
terbuka untuk hubungan masuknya flora dari kedua wilayah.
5. JENIS
FLORA BERDASARKAN IKLIM DAN KETINGGIAN TEMPAT DI MUKA BUMI
Jenis
hutan di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut.
a Hutan hujan tropis
Pembagian hutan hujan tropis adalah
sebagai berikut.
1) Hutan
hujan tanah kering
Hutan nondipterocarpeceal memiliki ketinggian
< 1.000 m dan suhu antara 26°C-21°C.
Hutan dipterocarpaccoo memiliki ketinggian <
1.000 m dan suhu antara 26°C-21°C.
Hutan agathis campuran memiliki ketinggian <
2.500 m dan suhu antara 26°C-13°C.
Hutan
pantai memiliki ketinggian < 5 m dan suhu ± 26°C.
Hutan
belukar memiliki ketinggian < 1.000-2.000 m dan suhu antara26°C-21°C.
Hutan
fegacceal memiliki ketinggian antara 1.000-2.000 m dan suhuantara 21°C-28°C.
Hutan
casuarina memiliki ketinggian antara 1.000-2.000 m dan suhuantara 21°C-11°C.
Hutan
penuh memiliki ketinggian antara 700-1.000 m dan suhu antara23°C-18°C.
Hutan
nothofogus memiliki ketinggian 1.000-3.000 m dan suhu antara21°C-11°C.
2) Hutan hujan tanah rawa
Hutan
rawa air tawar memiliki ketinggian < 100 m dan suhu ± 26°C.
Hutan
rawa gambut memiliki ketinggian < 100 m dan suhu ± 26°C.
Hutan
payau (hutan mangrove) memiliki ketinggian < 5 m dan suhu ±
26°C.
b. Hutan
musim
Hutan musim dapat digolongkan
menjadi sebagai berikut.
a) Hutan musim gugur daun memiliki ketinggian 800 m dan suhu >
20°C.
b) Hutan musim selalu hujan memiliki ketinggian < 1.200 m dan suhu
>22°C.
c. Hutan
sabana
Hutan sabana dapat digolongkan
menjadi berikut ini.
a) Hutan sabana pohon dan palma memiliki ketinggian < 900 m dan
suhu 22°C.
b) Hutan sabana casuarina memiliki ketinggian antara
1.600-2.400 m dan suhu antara 18°C-13°C.
d. Padang
rumput
Padang rumput dapat
digolongkan menjadi berikut ini.
a) Padang rumput iklim basah
Padang
rumput tanah rendah memiliki ketinggian < 1.000 m dan suhu 26°C-21°C.
Rawa
rumput memiliki ketinggian < 100 m dan suhu ± 26°C.
Padang
rumput pegunungan memiliki ketinggian antara 1.500 – 2.400 m dan suhu antara
18°C-23°C.
Padang
rumput berawa gunung memiliki ketinggian antara 1.500 – 2.400 m dan suhu antara
10°C-23°C.
Padang
rumput Alpin memiliki ketinggian antara 4.000 – 4.500 m (batas salju) dan suhu
< 6°C.
Komunitas
rumput dan lumut memiliki ketinggian > 4.500 m dan suhu < 60°C.
b) Padang rumput iklim kering memiliki ketinggian
< 900 m dan suhu >22°C.
Wilayah Indonesia
terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia sehingga
jenis hewan yang ada dipengaruhi oleh jenis hewan dari kedua benua tersebut:
a. Wilayah Indonesia bagian barat dipengaruhi
oleh jenis hewan dengan ciri-ciribanyak terdapat jenis hewan besar, misalnya
gajah, sapi, dan badak.
b. Wilayah Indonesia bagian timur dipengaruhi
oleh jenis hewan yang berasal dari Australia dengan ciri-ciri banyak jenis
burung dengan paruh bengkok dan berbagai jenis ikan.
c. Wilayah Sulawesi mempunyai jenis hewan
peralihan (anoa dan babi rusa). Hal ini disebabkan wilayah Sulawesi dibatasi
oleh laut dalam sehingga tidak berhubungan dengan Benua Asia maupun Australia
pada waktu es di kutub mencair. Air laut di muka bumi menyebabkan lautan di
bumi turun rata-rata 70 meter sehingga wilayah Indonesia bagian barat bersatu
dengan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur bersatu dengan Australia.
Akibatnya menimbulkan migrasi atau perpindahan hewan.
6. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MIGRASI ATAU PERPINDAHAN HEWAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT.
1) Penyebab persebaran
Tekanan populasi di mana persediaan makanan
tidak mencukupi lagi bagi keturunannya.
Perubahan
habitat.
2) Keadaan sasaran persebaran adalah udara, air,
lahan, dan pengangkutan manusia.
3) Hambatan persebaran
Iklim
Geografis
(lautan, sungai, pegunungan, dan padang pasir).
Edafis, yaitu kondisi macam tanah yang berefek
terhadap kemampuan hewan menggali tanah.
Biologis, tidak sesuai lagi atau cocok (karena
tidak ada makanan, mungkin adanya musuh).
a. FAUNA DI INDONESIA
Pembagian wilayah fauna di Indonesia adalah
sebagai berikut.
1) Fauna Asiatic menempati Indonesia bagian barat
sampai Selat Malaka dan Selat Lombok. Jenis hewannya terdiri atas hewan
menyusui yang besar, seperti gajah, harimau, badak, beruang, dan tapir.
2) Fauna Australiatic hidup di Indonesia bagian
timur meliputi Irian Jaya dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis hewannya adalah
hewan menyusui yang kecil, seperti kanguru dan burung-burung berwarna.
3) Fauna peralihan atau Wallacea mempunyai jenis
fauna Asiatic dan Australiatic. Persebarannya terletak di wilayah antara kedua
daerah tersebut dan jenis faunanya adalah kuskus, anoa, dan burung maleo.
b. FAUNA DI DUNIA
Wilayah fauna di
dunia terbagi atas delapan subdefinisi, yaitu sebagai berikut.
1) Ethiopian untuk fauna di Afrika.
2) Palaearktik untuk fauna di Asia.
3) Oriental untuk fauna di Asia Selatan dan Asia
Tenggara.
4) Neotropikal untuk fauna di Amerika Selatan.
5) Nearktik untuk fauna di Amerika Utara.
6) Oceanian untuk fauna di daerah Pasifik.
7) Australian untuk fauna di Australia.
8) Antartik untuk fauna di daerah kutub.
7. USAHA
-USAHA PELESTARIANNYA
Usaha yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pelestarian flora dan fauna adalah sebagai
berikut.
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan Bab I/Pasal 3, subpasal 3 menyatakan bahwa
hutan suaka alam mencakup kawasan hutan yang secara khusus dibina dan
dipelihara untuk taman wisata dan taman baru.
b. Pembangunan harus memperhatikan keseimbangan
yang sehat antara manusia dan lingkungan.
c. Mendorong peningkatan nilai- nilai ilmiah,
kebudayaan, pendidikan dan ekonomi selama tidak bertentangan dengan tujuan
pengawetan alam.
d. Konsep pembangunan berwawasan lingkungan
mengandung pokok-pokok pikiran diantaranya :
1) penggunaan
sumber daya bijaksana
2) menunjang
pembangunan yang berkesinambungan
3) meningkatkan
mutu hidup
8. SATWA
LANGKA YANG DILINDUNGI
Beberapa satwa
langka yang dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah adalah sebagai berikut.
1) Berdasarkan Ordinasi dan Peraturan
Perlindungan Binatang Liar No. 134 dan 266/1931 di antaranya sebagai berikut.
Orang
utan
Biawak/komodo
Gajah
Babi
rusa
Trenggiling
Kancil
Banteng
Burung
cendrawasih
2) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No. 421/KPT/a/ua/8/1970, di antaranya sebagai berikut.
Harimau
Macan
tutul
Monyet
hutan
Burung
kakatua
Burung
beo
Burung
kasuari
Burung
kuau
Burung
alap-alap
3) Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
No. 327/KPT/a/ua/7/1972 diantaranya sebagai berikut.
Harimau
sumatera
Bajing
tanah
Itik
liar
Duyung
Burung
kipas biru
Kelinci
sumatera
Mandar
sulawesi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar